Jumat, 28 Mei 2010

KRISIS AKHLAQ GERAKAN ISLAM
Sebuah Upaya Rekonstruksi Gerakan Islam Masa Depan

Oleh: DR. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy

Ini meupakan Sumber bahaya besar yang berasal dari satu masalah, yakni menggantungnya hati kepada dunia, dan meletakkan dunia pada posisi yang tidak sebenarnya, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.

Dunia tidaklah seperti yang disangkakan oleh banyak orang, yang identik dengan dinar, dirham, rupiah, dolar, tanah dan lahan-lahan investasi lainnya, namun dunia adalah syahwat nafsu manusia atas kedudukan, kebesaran, kesombongan dan gambaran-gambaaran nikmat duniawi yang terlahir.

Semuanya itu adalah tujuan-tujuan jangka pendek di dunia yang dipaparkan oleh Allah kepada mereka, sebagai bahan ujian, agar manusia melampauinya, berlepas dari jeratannya, kemudian mendudukkannya sebagai sarana untuk menggapai ridha-Nya.

Ketika hati menggantung kepada dunia, tertawan dan tidak mampu berlepas dari ikatannya, tidak berusaha untuk melawannya, maka hati itu akan terinfeksi oleh penyakit-penyakit hati yang berbahaya bagi kemajuan umat. Hati menjadi kotor oleh kesombongan, riya, ujub, dengki, permusuhan, kikir, zuhud terhadap akhirat dan balasannya.

Hati menjadi tidak takut lagi akan azab Allah dan kepedihannya. Jihad beralih hanya untuk memperkaya diri dengan materi, bukan untuk untuk merdeka dan terbebas dari godaannya.

Mari kita hayati hadits Rasulullah saw. :

“Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku takutkan dari kalian, yang lebih aku takutkan dari kalian adalah apabila kekayan materi dunia dihamparkan, sebagaimana dulu pernah dihamparkan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba dan berebut untuk mendapatkannya, kemudian kalian hancur, sbagaiamana mereka hancur.” (HR. Bukhari Muslim)

Bagaiamana ceritannya umat ini bisa hancur, sebuah pertanyaan dengan jawaban yang mudah. Kehancuran itu berawal dari hati yang dikotori penyakit berberbahaya karena ketergantungan kepada dunia. Barisan umat yang semula kuat menjadi berantakan, sikap saling percaya hilang, terjadi pertentangan dari semua ini, baik dalam organisasi maupun individunya.

Sarana kebersamaan tidak mampu menyatukan mereka, sebagian memakan sebagian yang lain dengan api kebencian dan permusuhan, saat itulah musuh mendapat kesempatan untuk mematahkan dan akhirnya menundukkan umat.

Mungkin mati bunuh diri atau karena musibah di rumah mereka, seandainya itu terjadi, itu lebih baik dari kehancuran umat yang digambarkan oleh Rasulullah saw. Namun realitas lebih memihak kepada apa yang diprediksikan oleh Rasulullah saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar